Kampanye Shapefile Must Die! telah bergaung sejak beberapa tahun lalu. Apa kekurangan shapefile hingga ia harus dimatikan? Apa alternatif yang tepat pengganti shapefile?
Geotekno.com – Shapefile masih bertahan sampai saat ini sebagai format file yang populer untuk menyimpan data geospatial tipe data vektor. Sejak pertama kali dikenalkan di awal tahun 90-an, shapefile masih menjadi format data spasial yang paling banyak digunakan. Software atau aplikasi geospasial modern saat ini pun masih mendukung shapefile.
Kampanye Shapefile Must Die! dimulai sejak beberapa tahun terakhir setelah munculnya beberapa format data geospasial yang mulai jamak di manfaatkan oleh pengguna GIS. Format data spasial seperti KML, GML, GeoJSON dan GeoPackage mulai ‘mengganggu’ eksistensi shapefile.
ESRI si pembuat format shapefile sendiri, telah lama (lebih dari 10 tahun) mengkampanyekan format Geodatabase sebagai pengganti shapefile. Lalu apa sih sebenarnya kekurangan shapefile hingga si pembuatnya pun ingin format file yang lebih dikenal dengan nama SHP ini harus mati?
Berikut beberapa kekurangan Shapefile :
- Multifile format. Seperti diketahui, shapefile setidaknya harus terdiri atas 3 file yaitu *.shp, *.dbf dan *.shx. Saat berbagi data spasial, GIS User pemula seringkali melewatkan format file lainnya selain *.shp, sehingga data spasial tersebut tidak bisa dibuka di komputer lain. Pilihan lainnya adalah melakukan kompresi terhadap seluruh multifile tersebut saat hendak di bagikan, untuk kemudian di ekstrak kembali untuk menggunakannya, tidak efisien.
- Secara default, tidak memiliki referensi sistem koordinat. GIS User harus mendefinisikan referensi sistem koordinatnya (artinya akan menghasilkan sebuah file tambahan dengan ekstensi .prj) agar sebuah shapefile bisa bekerja dengan data geospasial lainnya.
- Nama kolom di attribute-nya maksimal hanya 10 karakter. Padahal banyak kelas informasi yang tidak cukup hanya dengan 10 karakter saja.
- Jumlah kolom yang diijinkan pada attribute-nya terbatas hanya 255 kolom saja. Untuk kebutuhan koleksi data/informasi yang besar, jumlah ini cukup membatasi.
- Masih di attribute, shapefile tidak mendukung tipe big integers serta tipe string terbatas hanya 254 karakter, serta dukungan untuk karakter Unicode juga sangat terbatas.
- Ukuran file terbatas hanya 2 GB untuk masing-masing *.shp dan *.dbf, sehingga total bisa mencapai 4 GB. Tapi ini sangat tidak disarankan. Jika Anda merasa 4 GB sudah sangat besar untuk sebuah file geospasial, sebagai praktisi GIS berarti Anda masih belum “kemana-mana”.
- Shapefile itu simple-feature format, tidak bisa menyimpan relasi geometri yang kompleks serta setiap file-nya hanya mendukung salah satu tipe data (geometri) yakni Point saja, atau Line atau Polygon saja. Campuran dari dua atau lebih tipe data geometri tidak mungkin bisa dilakukan di Shapefile.
- Secara real tidak mendukung format 3D
Pertanyaannya, lalu apa alternatif yang tepat untuk shapefile? Situs http://switchfromshapefile.org/ ( atas nama Jachym Cepicky ) yang mengkampanyekan Shapefile Must Die! mendaftar beberapa alternatif geodata pengganti shapefile, yakni diantaranya OGC GeoPackage, GeoJSON, OGC GML, SpatialLite, CSV serta OGC KML dan tentu saja ESRI GeoDatabase
Mereka yang berkampanye pada ‘kejatuhan’ suatu pilihan mayoritas pasti punya kecenderungan kepada pilihan yang menurutnya lebih baik. Jachym punya kecenderungan pada OGC Geopackage yang menurutnya sebagai format yang lebih menjanjikan dan memang di desain untuk aplikasi modern.
Semua kekurangan multifile format shapefile bisa diakomodasi oleh single file GeoPackage. Mendukung data raster. Ukuran file lebih kecil dari Geodatabase, tapi mampu bekerja sama cepatnya dengan Geodatabase. Dan yang paling utama dari GeoPackage adalah no limitation format dengan standard terbuka mengikuti standard Open Geospatial Consortium.
GeoPackage (*.GPKG) saat ini sudah di dukung oleh software GIS populer, termasuk diantaranya qgis, gvsig, udig, geoserver, mapserver, deegree, esri, mapinfo, fm,e talend, geokettle, stetl. Autodesk, bentley dan supergis belum support GeoPackage. QGIS utamanya, sejak versi 3.x sudah sepenuhnya support GeoPackage.
Kenapa pilihannya tidak jatuh ke GeoDatabase milik ESRI? Karena GeoDatabase merupakan format yang tertutup, eksklusif untuk di gunakan di lingkungan ESRI saja. Pengembangan di luar ESRI sangat terbatas. GeoDatabase benar sebagai pengganti ideal untuk Shapefile, namun hanya bagi pengguna ArcGIS.
Kampanye Shapefile Must Die! juga sudah dimulai di ESRI ArcGIS Pro, yang sudah tidak lagi memiliki fitur untuk membuat shapefile baru. Bahkan ESRI pun sudah mendukung format terbuka OGC GeoPackage.
Lalu apa format geospasial favorit kamu? Atau masih terlalu mencintai shapefile?